Siang tadi , saya menghabiskan pembacaan majalah Forward edisi November 2009.
Ada 2 artikel yang memberi kesan pada saya.
Satunya ialah "Becoming Muslim" oleh Syeikh Nuh Ha Mim Keller - namanya agak pelik kan. Beliau memeluk islam pada tahun 1977 di Cairo, Mesir, lahir pada tahun 1954 di USA.
Artikel lengkapnya boleh baca di sini
dan
Satu lagi artikel ialah "My Umrah - a life changing experience" oleh Shahfizal Musa, beliau ini telah didiagnos mendapat malignant brain tumor.
Membaca artikel Shahfizal begitu menginsafkan sekali. Antara tulisannya yang menarik ialah
" The truth is,
to the rest of the world,
worshipping Allah Most High is secondary,
we actually worship our employer;
we work hard to get noticed,
trying to get that promotion,
trying to get on top of the corporate ladder,
bending over backwards for our bosses.
If only we can work as hard as in worshipping Allah Most High,
we will be taken care of by Allah Most High.
He will provide for us from sources that we never imagine"
to the rest of the world,
worshipping Allah Most High is secondary,
we actually worship our employer;
we work hard to get noticed,
trying to get that promotion,
trying to get on top of the corporate ladder,
bending over backwards for our bosses.
If only we can work as hard as in worshipping Allah Most High,
we will be taken care of by Allah Most High.
He will provide for us from sources that we never imagine"
Memang tepat dan benar sekali.
Kebenaran yang semua kita tahu, tetapi bila hendak menterjemah dalam kehidupan seharian bersama dengan macam-macam dateline, begitu sukar sekali kan.
Membaca artikel Shahfizal mengajak saya memuhasabah diri dan tindakan saya selama ini.
Begitu juga apabila membaca artikel Syeikh Nuh Ha Mim Keller.
Hampir semua insan-insan terpilih yang memeluk islam dari agama lain, membuat keputusan mereka bersandarkan dari kajian mereka terhadap al-quran.
Dalam salah satu peringkat hidup mereka , mesti mereka menerima senaskah al-quran dari seseorang yang akhirnya mencetus minat mereka mendalami al-quran.
Saya tertarik dengan syeikh nuh ha mim keller, lantas meng'google' nama beliau.
Pencarian saya seterusnya menemukan saya dengan seorang lagi pendakwah dari USA, iaitu Sheikh Hamza Yusuf yang telah menubuhkan Zaytuna Institute iaitu Kolej Muslim pertama di Amerika.
Tertarik dengan temu ramah antara Syeikh Nuh Ha Mim Keller dan Sheikh Hamza Yusuf , sekembali Sheikh Hamza dari ibadah Haji pada tahun 2004...
"....the Muslims throw things around,
its that there is an assumption that somebody else is going to pick it up.
And so really what that’s telling us is,
that nobody is taking personal responsibility,
and I think that is by and large
a real crisis in the Muslim Ummah as a whole,
that people,
individual Muslims are not taking personal responsibility for the condition of the Ummah,
they’re expecting that somebody else is going to take care of the problems, somebody else is going to take care of our troubles...."
its that there is an assumption that somebody else is going to pick it up.
And so really what that’s telling us is,
that nobody is taking personal responsibility,
and I think that is by and large
a real crisis in the Muslim Ummah as a whole,
that people,
individual Muslims are not taking personal responsibility for the condition of the Ummah,
they’re expecting that somebody else is going to take care of the problems, somebody else is going to take care of our troubles...."
Benar sekali...banyak aspek kehidupan kita sebagai Muslim tidak seperti yang sewajarnya. Aspek duniawi dan materialis menjadi unsur utama yang mendasari 'kebahagiaan' kita...
Saya tidak terkecuali juga. Kekadang , hendak menderma RM1 pun, hati saya berkata-kata. Begitulah, bukanlah sebab bakhil sangat, tetapi hati kecil ini selalu bersyak wasangka. Padahal Allah sudah berjanji, kita tidak akan miskin jika kita bersedekah sebanyak mana pun kerana Allah.
Aidil Adha yang akan datang ini membuat saya berfikir dan menghisab diri.
Sisa usia yang ada ini, insyaAllah akan saya perguna sebaik mungkin.
"SELAMAT MENYAMBUT AIDIL ADHA"
No comments:
Post a Comment
terima kasih kerana sudi meninggalkan teguran membina, moga Allah sentiasa merahmati kita semua.