Life goes on, and we forget..
Betul, kan.
Waktu melihat jenazah di depan mata, air mata deras mengalir. Hati sebak. Sedih. Kita tahu kita juga akan menyusuli nanti. Dan, melangkah ke rumah masing-masing, kita berazam untuk menjadi lebih baik dalam tindak tanduk dan amal.
Tapi, semakin masa beredar, sedih itu pun mula menghilang basahnya, dan kita pun lupa.
Dan amal masih seperti hari semalam dulu juga. Sebenarnya saya mengata diri sendiri, janganlah ada yang terasa.
The reality is we can’t choose our tests. I find it amazing that our tests are individual-specific. Allah is Most Wise and when He tests one with poverty while testing another with illness, there is actually wisdom in it. Testing the first person with illness instead of poverty wouldn’t have the same affect. ~ At the very Least, be Grateful : Andrea Umm Abdullah
Ujian atas sesiapa pun memang berbeza. Kenapa? Tidaklah perlu ditanya kenapa. Itu kuasa dan keadilan Allah yang hakiki.
Bila diuji, pastinya bagi saya ada satu perkara yang akan sering menghinggap dan melekat dalam hati.
Kebergantungan.
Berdoa jadi lebih khusyuk dan memohon sesungguhnya dari hati. Itu yang manisnya bila dikenang. Walau tidak ingin diuji sebegitu rupa, tetapi keindahan pergantungan itu yang dirindukan.
Bila tenang dan bahagia seperti ini?
Remember that Allah tests us with good and bad. In good times, be grateful and in hardship, be patient.
Bersyukur dan bersabar .
Salam petang Jumaat kawan-kawan.
~cikgunormah@klcitizen~
peringatan buat saya juga..t kasih!
ReplyDeletesalam..
ReplyDeleteyang pasti..
mati itu PASTI..
masanya dah tiba
kita semua menyusul
salam akak...
ReplyDeleteptg td p ziarah org sakit...diri ini juga terasa tp beberapa jam balik umah, hilang...
umi > sama-sama kasih :)
ReplyDeletezulkbo > sesungguhnya
cun > ah, saya pun sering begitu ;(